Dalam matematika modern seperti
sekarang, nol sebagai bilangan sudah menjadi hal yang biasa. Namun, nol tidak
ditemukan dalam sistem bilangan yang paling kuno. Pada masa Yunani dan Romawi
Kuno nol bukan merupakan konsep dalam sistem perhitungan. Bahkan sampai abad
pertengahan, nol belum masuk pada sistem perhitungan Eropa.
Angka nol ditemukan
sekurang-kurangnya 3 kali secara terpisah. Saat itu, kegunaannya adalah sebagai
pengisi kedudukan dalam sistem perhitungan.
Pada awalnya, bangsa Babilonia tidak
memiliki simbol untuk nol karena ruang kosong antara bilangan-bilangan dianggap
cukup sebagai pembatas. Tetapi, ruang kosong tersebut dapat dengan mudah
terabaikan atau disalahtafsirkan sehingga mereka membuat simbol untuk nol untuk
yang pertama kali. Bentuknya sedikit menyerupai dengan nol sekarang. Namun,
peradaban Babilonia mengalami kemunduran, begitu juga dengan nol.
Bangsa Yunani Kuno memiliki sistem
bilangan yang lebih rumit dibanding bangsa Babilonia. Namun, mereka tidak
mempunyai simbol untuk nol dalam sistem bilangannya. Justru nol cenderung
menimbulkan masalah bagi bangsa Yunani.
Konsep bilangan nol dan sifat-sifatnya
terus berkembang. Hingga pada abad ke-7, Brahmagupta, seorang matematikawan
India memperkenalkan beberapa sifat bilangan nol, seperti suatu bilangan jika
dijumlahkan dengan nol akan menghasilkan bilangan itu sendiri, demikian pula
jika sebuah bilangan dikalikan dengan nol hasilnya adalah nol. Namun,
Brahmagupta mengalami kesulitan dan cenderung ke arah yang salah ketika
berhadapan dengan pembagian oleh nol. Dia menyatakan bahwa ‘sebuah bilangan
jika dibagi oleh nol adalah tetap’.
Kesalahan ini kemudian diperbaiki
oeh Bhaskara dalam bukunya ‘Leelavati’ yang menyatakan bahwa ‘pembagian sebuah
bilangan oleh nol adalah jumlah yang tak terhingga’.
Dalam suku Indian Kuno, nol
disimbolkan dengan sebuah lingkaran dengan titik di dalamnya. Nol berasal dari
bahasa Sansekerta ‘soonya’ yang berarti tidak ada atau kosong.
Al-Khwarizmi, seorang matematikawan
muslim dari Arab kemudian meneliti sistem perhitungan Hindu (India). Dia
menulis dalam bukunya Hisab Al-Jabr wa Al-Muqabala Khowarizmi, ‘soonya’ sebagai
‘al-sifr’ atau ‘sifr’ dan membuat angka-angka India populer. Al-Khwarizmi
adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai
tempat dalam basis sepuluh. Sistem ini disebut sistem bilangan desimal. Selain
itu, Al-Khwarizmi juga merupakan penulis kitab aljabar yang pertama. Karyanya
adalah Kitab Al-Jabr Wal Muqabalah, dimana istilah aljabar pertama kali muncul
dalam konteks disiplin ilmu.
Gudang Ilmu Pengetahuan yang kita
ketahui berasal dari kawasan Eropa. Namun, sejatinya Gudang Ilmu Pengetahuan
berasal dari kawasan Timur Tengah, yaitu Mesopotamia yang menjadi peradaban
tertua di dunia.
Masyarakat dunia sangat mengenal
Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar. Namun, dibalik kedigdayaan
Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar ternyata hasil pemikirannya
sangat dipengaruhi oleh matematikawan Muslim, Muhammad bin Musa Al-Khwarizmi.
Dia adalah seorang tokoh yang dilahirkan di Khiva (Iraq) pada tahun 780 M. Dia
kemudian menetap di Qutrubulli, Baghdad. Selain ahli dalam matematika,
Al-Khwarizmi juga seorang ahli geografi, sejarah dan juga seorang seniman.
Karyanya dalam bidang matematika dimaktub dalam Kitabul Jama wat Tafriq dan
Hisab Al-Jabar wal Muqabla. Al-Khwarizmi inilah yang menemukan angka nol yang
digunakan sampai saat ini.
Al-Khwarimi juga seorang ahli ilmu
murni. Karyanya, Kitab Surat Al-Ard menggambarkan secara detail bagian-bagian
bumi. CA Nallino, seorang penterjemah karya Al-Khwarizmi dalam bahasa Latin
menegaskan bahwa tak ada seorang Eropa pun yang dapat menghasilkan karya
seperti Al-Khwarizmi.
Al-Khwarizmi meninggal pada tahun
262 H/846 M di Baghdad. Setelah meninggal, keberadaan karyanya beralih pada
komunitas Islam, yaitu bagaimana cara menjabarkan bilangan dalam sebuah metode
perhitungan, termasuk dalam bilangan pecahan. Di dunia Barat, Ilmu Matematika
lebih banyak dipengaruhi oleh Karya Al-Khwarizmi dibanding karya para penulis
Eropa pada abad pertengahan.
0 komentar on "Sejarah Bilangan Nol"
Posting Komentar